Harus Memilih Ahli dalam Menangani Segala Hal: Tuntunan dari Al-Qur'an dan Hadis

Assalamu'alaikum

D. Kusumah


   Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai keputusan penting yang melibatkan penunjukan seseorang untuk menangani suatu tugas atau tanggung jawab. Namun, tidak jarang urusan yang seharusnya berjalan lancar justru menjadi kacau karena diserahkan kepada orang yang tidak ahli. Dalam Islam, ada peringatan serius terkait hal ini, baik dalam Al-Qur'an maupun hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Dalil Al-Qur'an tentang Pentingnya Ahli

Allah Ta’ala berfirman:


إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا


_"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..."_ (QS. An-Nisa: 58)


Ayat ini mengajarkan bahwa amanat harus diserahkan kepada yang berhak, yaitu orang yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengelola urusan tersebut. Menyerahkan tanggung jawab kepada orang yang tidak kompeten merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanat.


Peringatan Nabi tentang Menyerahkan Urusan kepada yang Tidak Ahli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan peringatan yang tegas:


إِذَا وُسِدَ الْأَمَرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتِظِرِ السَّاعَةِ


_"Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."_ (HR. Bukhari, no. 59)


Hadis ini menegaskan bahwa menyerahkan urusan kepada orang yang tidak ahli tidak hanya menyebabkan kekacauan, tetapi juga dapat membawa kehancuran pada skala yang lebih luas.


Bahaya Sok Tahu dan Merasa Pintar

Dalam realitasnya, sering ditemukan orang yang merasa diri cukup tahu dan mampu, padahal tidak memiliki keahlian yang memadai. Sikap seperti ini berbahaya karena:


1. Mengganggu Kepercayaan Publik:

   Ketika keputusan diambil oleh orang yang tidak memahami permasalahan, hasilnya seringkali tidak memuaskan, sehingga masyarakat kehilangan kepercayaan.


2. Merusak Sistem dan Proses:

   Ketidaktahuan seseorang dapat mengakibatkan kesalahan fatal dalam eksekusi suatu tugas, merusak struktur organisasi, atau bahkan menciptakan konflik baru.


3. Menyia-nyiakan Potensi yang Ada:

   Orang yang sebenarnya ahli di bidang tertentu mungkin terpinggirkan karena posisi telah diambil oleh orang yang tidak berkompeten.


Tuntunan Memilih Ahli dalam Kehidupan

Sebagai seorang Muslim, ada beberapa prinsip yang dapat dipegang:


1. Kenali Kompetensi:

   Pastikan orang yang diberi amanat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang cukup untuk tugas tersebut.


2. Konsultasikan dengan yang Berpengalaman:

   Sebelum memutuskan, mintalah nasihat dari orang-orang yang lebih berpengalaman untuk memastikan pilihan yang tepat.


3. Hindari Nepotisme:

  Jangan menyerahkan tanggung jawab hanya berdasarkan hubungan personal tanpa mempertimbangkan kemampuan, hal seperti ini hanya dapat dilakukan bila orang yang diserahi tanggung jawab diketahui ahli dalam bidang yang ditunjuknya.     


4. Utamakan Takwa dan Akhlak:

   Selain ahli, orang yang diberi amanat juga harus memiliki integritas moral dan takwa kepada Allah.

     Memilih orang yang ahli dan kompeten dalam menangani segala hal adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Menyerahkan amanat kepada yang tidak berhak hanya akan membawa kerusakan dan kehancuran. Sebagai Muslim, kita harus berusaha menjalankan prinsip ini dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun institusi.

Dengan menaati tuntunan ini, insya Allah, kehidupan kita akan lebih teratur dan jauh dari kekacauan. Allahu a'lam bi ash-shawab.


Komentar

Postingan Populer