Menguji Sistem Pemerintahan: Kembali ke Khilafah Islam atau Terus Mengandalkan Demokrasi?
D. Kusumah
Assalamu'alaikum
Sistem pemerintahan yang ideal merupakan topik yang selalu menjadi perbincangan di berbagai kalangan. Di tengah berbagai kritik terhadap demokrasi modern, banyak yang berpendapat bahwa kembali kepada sistem yang telah diajarkan oleh Sang Pencipta, yaitu sistem Islam, bisa menjadi solusi yang lebih tepat dan adil bagi umat manusia. Pandangan ini berakar pada keyakinan bahwa sistem yang berasal dari wahyu Tuhan lebih memahami hakikat manusia dan kebutuhan mereka.
1. Kritik terhadap Demokrasi yang Ada
Demokrasi, yang diterapkan di banyak negara saat ini, termasuk Indonesia, sering kali dipandang tidak memenuhi janji-janji kesejahteraan dan keadilan yang seharusnya diberikan kepada rakyat. Meskipun demokrasi mengklaim dirinya sebagai sistem pemerintahan yang berpihak pada rakyat, pada kenyataannya banyak kebijakan yang tidak mencerminkan keadilan sosial, terutama bagi mereka yang terpinggirkan. Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, ketidakadilan ekonomi, serta kebijakan yang sering kali tidak berpihak pada rakyat kecil adalah beberapa masalah utama yang mencuat dalam sistem demokrasi ini.
Banyak kritik yang menganggap bahwa demokrasi sering kali terjebak dalam kepentingan elit, dan bukan untuk memenuhi kebutuhan serta hak rakyat. Di tengah keberagaman masyarakat Indonesia, yang terdiri dari berbagai agama dan suku, demokrasi bahkan kadang dinilai tidak mampu mengakomodasi hak-hak minoritas, baik dari kalangan agama maupun kelompok sosial lainnya.
2. Khilafah Islam: Solusi yang Terbukti
Sebagai alternatif, banyak yang berpandangan bahwa sistem Khilafah Islam adalah solusi yang lebih tepat. Sistem ini dianggap telah terbukti mampu menciptakan keadilan sosial, perlindungan hak-hak minoritas, dan pemerintahan yang berpihak pada rakyat. Dalam sejarah, Khilafah yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mampu mengelola negara dengan prinsip keadilan yang nyata. Bahkan, pada masa Khilafah Umar bin Khattab, keberagaman dan pluralitas masyarakat sangat dihargai, dengan perlindungan yang diberikan kepada non-Muslim (Ahl al-Dhimmah) yang tinggal di bawah pemerintahan Islam.
Dalam sistem Khilafah, pemimpin atau khalifah tidak hanya bertanggung jawab kepada rakyat, tetapi juga kepada Allah, yang menjadikan prinsip keadilan, tanggung jawab sosial, dan kesetaraan sebagai landasan utama. Pemerintahan dalam Islam mengutamakan kesejahteraan umat dan menekankan pentingnya musyawarah (syura) dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip ini berupaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan harmonis.
3. Tantangan dalam Mengimplementasikan Sistem Islam di Dunia Modern
Meskipun sistem Khilafah Islam dianggap ideal, penerapannya di dunia modern, dengan keberagaman yang semakin kompleks, tentunya menghadapi tantangan besar. Dunia saat ini sangat berbeda dengan dunia pada masa Nabi Muhammad SAW. Keberagaman budaya, agama, dan politik di dunia modern memerlukan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana.
Namun, banyak yang meyakini bahwa prinsip-prinsip Islam yang mengutamakan keadilan sosial, kesejahteraan, dan hak asasi manusia tetap relevan dan bisa diterapkan, bahkan dalam konteks negara yang plural dan modern. Dalam banyak kasus, Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan antar sesama manusia dan masyarakat, termasuk perlindungan terhadap hak-hak minoritas, yang menjadi bagian penting dalam pemerintahan yang adil.
4. Mengapa Kembali kepada Sistem Islam?
Salah satu alasan mengapa banyak orang berpendapat untuk kembali kepada sistem Islam adalah karena sistem ini dianggap telah terbukti memberikan keadilan sejati. Keadilan dalam Islam bukan hanya tentang hukum yang adil, tetapi juga tentang kesejahteraan sosial, pemenuhan hak-hak individu, dan perlindungan terhadap kelompok yang lemah atau terpinggirkan.
Dalam pandangan ini, demokrasi yang ada sekarang dirasa tidak cukup mampu memberikan solusi yang adil dan merata bagi masyarakat. Banyak orang merasa bahwa demokrasi lebih sering membawa pada perpecahan, ketidakadilan, dan tidak mampu melindungi kepentingan semua pihak. Di sisi lain, Islam menawarkan sistem yang sudah sempurna dan dianggap oleh banyak orang sebagai sistem yang paling cocok untuk mengatur kehidupan umat manusia, karena didasarkan pada wahyu Tuhan yang mengetahui secara mendalam tentang hakikat dan kebutuhan manusia.
5. Reformasi atau Pergantian Sistem?
Di tengah ketidakpuasan terhadap sistem yang ada, beberapa orang berpendapat bahwa lebih baik kita melakukan reformasi dalam sistem yang ada, dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dalam kebijakan publik dan pemerintahan. Misalnya, dengan mempromosikan keadilan sosial, transparansi, kesejahteraan umum, dan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik.
Namun, bagi sebagian orang, jalan terbaik adalah kembali sepenuhnya kepada sistem yang telah terbukti membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia, yaitu Khilafah Islam. Sistem ini, menurut pandangan mereka, tidak hanya mengutamakan kesejahteraan dunia, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan akhirat, dengan mengedepankan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang bersumber dari wahyu Tuhan.
Perdebatan mengenai sistem pemerintahan yang ideal antara demokrasi dan sistem Islam, khususnya Khilafah, memang tidak mudah dan penuh tantangan. Namun, bagi banyak umat Islam, sistem Islam adalah solusi terbaik yang dapat membawa keadilan sosial, kesejahteraan, dan perlindungan hak-hak individu. Meskipun tantangan dalam implementasinya sangat besar di dunia modern yang plural ini, prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, tanggung jawab sosial, dan hak asasi manusia tetap relevan dan perlu diperjuangkan.
Sebagai umat yang menginginkan kesejahteraan dunia dan akhirat, kita perlu terus berdiskusi dan berusaha mencari solusi terbaik, apakah itu melalui reformasi dalam sistem yang ada atau dengan mengembalikan sistem yang dianggap paling sesuai dengan petunjuk dari Sang Pencipta. Yang pasti, tujuan utamanya adalah mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan harmonis bagi semua umat manusia.
.jpeg)

Komentar
Posting Komentar