Ketegasan dalam Perspektif Umar bin Khattab dan Relevansinya dalam Menjaga Kebenaran

Assalamu'alaikum

D Kusumah

 Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat  Rasulullah SAW yang terkenal karena sifatnya yang tegas. Banyak di antara kita yang keliru memahami ketegasan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan adab. Padahal, jika kita melihat kepribadian Umar, ketegasan justru menjadi manifestasi dari keadilan dan adab yang tinggi. Artikel ini membahas ketegasan Umar bin Khattab, adab yang melekat pada beliau, dan relevansinya dalam menghadapi situasi kehidupan masa kini.

Ketegasan Umar bin Khattab: Antara Keras dan Tegas

 Sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok yang keras. Ia bahkan pernah berniat membunuh Rasulullah SAW karena menganggap Islam memecah belah suku Quraisy. Namun, setelah masuk Islam, sifat keras tersebut berubah menjadi ketegasan yang didasarkan pada iman dan prinsip keadilan. Ketegasan Umar tercermin dalam berbagai aspek, seperti:

  1. Menegakkan Hukum dengan Adil
    Umar tidak pernah ragu menegakkan syariat Islam, termasuk menghukum orang yang melanggar, tanpa pandang bulu. Tegasnya tidak didasari hawa nafsu, tetapi semata-mata untuk menjaga kebaikan umat.

  2. Melindungi Kepentingan Rakyat
    Umar sering turun langsung memastikan kesejahteraan rakyatnya. Ia dikenal rela memikul gandum untuk keluarga yang kelaparan, menunjukkan bahwa ketegasannya selalu diiringi kasih sayang.

  3. Berwibawa dalam Kepemimpinan
    Sebagai khalifah, ketegasan Umar membuat musuh segan dan sahabat hormat. Namun, ia tetap rendah hati, memakai pakaian sederhana, dan hidup bersahaja.

Ketegasan adalah Bagian dari Adab

Ketegasan sering disalahpahami sebagai sesuatu yang bertentangan dengan adab. Padahal, ketegasan adalah bagian dari adab, terutama dalam konteks menegakkan kebenaran dan mencegah kerusakan. Dalam Islam, adab tidak hanya berarti bersikap lembut, tetapi juga meliputi keberanian untuk:

  • Mengoreksi kesalahan dengan cara yang tepat.
  • Mengambil sikap tegas ketika kelembutan tidak lagi efektif.
  • Mengutamakan maslahat umum di atas kepentingan pribadi.

 Umar bin Khattab adalah contoh nyata bahwa ketegasan yang didasarkan pada ilmu dan kasih sayang adalah bagian dari adab yang tinggi. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad)

Ketegasan Umar selalu diarahkan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi.

Sindiran dan Sikap Tidak Langsung: Tantangan dalam Menegakkan Ketegasan

 Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita bersikap tegas, sering kali kita menghadapi kritikan atau sindiran. Sindiran ini sering kali datang dari pihak yang:

  • Tidak memiliki keberanian untuk berbicara langsung.
  • Memilih jalan pasif-agresif melalui media sosial atau koalisi dengan pihak tertentu.
  • Berusaha melemahkan ketegasan dengan menyebutnya sebagai "tidak beradab."

 Fenomena ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang esensi ketegasan dalam Islam. Sindiran seperti "ngaji online tidak beradab" atau komentar serupa sering kali merupakan upaya memprovokasi tanpa dasar. Dalam menghadapi situasi ini, kita perlu tetap fokus pada niat awal, yaitu menegakkan kebenaran.

Bagaimana Menghadapi Sindiran dan Kritik Tidak Konstruktif

  1. Tetap Tenang dan Fokus
    Jangan terprovokasi oleh sindiran. Fokus pada tujuan kita yang benar, yaitu menjaga kebenaran dan mencegah kerusakan.

  2. Ajak Berdialog Secara Langsung
    Jika memungkinkan, kita bisa mengajak pihak yang bersangkutan untuk berdiskusi secara langsung. Pendekatan ini menunjukkan keberanian dan sikap terbuka kita.

  3. Berpegang pada Prinsip Islam
    Ingatlah bahwa ketegasan kita adalah bentuk tanggung jawab kepada Allah. Jangan biarkan kritik menjauhkan kita dari prinsip ini.

  4. Hindari Membalas Sindiran dengan Sindiran
    Islam mengajarkan kita untuk menjawab keburukan dengan kebaikan. Firman Allah:
    "Balaslah keburukan dengan cara yang lebih baik." (QS. Fushshilat: 34)

   Ketegasan adalah bagian penting dari adab jika dilakukan dengan niat yang ikhlas, ilmu yang benar, dan cara yang bijak. Umar bin Khattab adalah teladan terbaik dalam hal ini. Ketegasannya bukanlah cerminan dari kekerasan atau amarah, melainkan manifestasi dari keimanan, keadilan, dan kasih sayang kepada umat.

  Ketika kita menghadapi sindiran atau kritik atas ketegasan kita, mari jadikanlah kisah Umar bin Khattab sebagai inspirasi. Teguhlah dalam menegakkan kebenaran, karena Allah tidak melihat hasilnya, tetapi usaha dan niat kita dalam menjalankan amanah-Nya. Firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

 Semoga artikel ini menjadi pengingat bahwa ketegasan adalah salah satu bentuk adab yang mulia, bukan sesuatu yang harus dihindari.

Komentar

Postingan Populer